30 November, 2016

SURAT UNDANGAN GAM XI 2016

salam lestari.

apa kabar kawan - kawan di seantero nusantara, gimana persiapan ikut sertifikasi selam bareng MAPALA UMSU, udah pada ready belum ?

nah untuk teman - teman di MAPALA/KPA/Instansi lainnya yang membutuhkan surat undangan pengiriman delegasi sebagai peserta GAM XI 2016 bisa di download disini dan untuk formulirnya bisa didownload disini ;)


SEE YOU THERE !

LET'S DIVE BUDDY !


Selengkapnya.....

29 November, 2016

Gelar Aksi MAPALA UMSU XI (GAM XI) 2016

SERTIFIKASI SCUBA DIVING A1 dan A2
Dari Laut Untuk Kelestarian Alam 


JANGAN LEWATKAN KESEMPATAN INI !!

Mapala UMSU proudly presents
Gelar Aksi Mapala Umsu XI 2016
#darilautuntukkelestarianalam

yuk mengenal lebih dekat ekosistem laut dengan olahraga scuba diving.
catat tanggalnya : 14 s/d 19 Desember 2016
lokasi di : Auditorium UMSU, Kolam Renang Selayang Medan, dan Pulau Sala Namo - Kabupaten Batu Bara

dengan investasi IDR 1.500K untuk mahasiswa dan IDR 1.700K untuk umum kamu bisa memiliki sertifikat A1 atau A2 dengan lisensi internasional CMAS.

kamu akan difasilitasi peginapan, transportasi darat dan penyeberangan laut dari Medan menuju Pulau Sala Namo ; Kabupaten Batu Bara (PP), Konsumsi selama kegiatan, Snack, Baju Kegiatan,diktat selam, logbook selam, perlengkapan diving selama pelatihan.
gak cuma nyelam gaes, kita akan diajarkan teknik dan konservasi terumbu karang oleh pemateri yang berkompeten dibidangnya
( pssst, gak cuma materi loh .. kita bakalan langsung aplikasi teknik transplantasi terumbu karang juga,yeayy !)

ayo kapan lagi bisa punya sertifikasi A1 Atau A2 scuba diving internasional dengan biaya semurah dan fasilitasnya sekomplit ituuuuu ( boleh di cek&ricek dehhhh hehe)
kuota hanya 30 seat loh, jadi jangan sampai ketinggalan.

( DAFTAR SEKARANG JUGA )
more info contact : pohan 082166931532
pantengin terus social media mulai dari fb, ig, twitter,blog, youtube Mapala Umsu.



Selengkapnya.....

08 Juni, 2015

MAPALA UMSU : SELAMAT HARI LAUT SEDUNIA

Haru Biru Laut Ku
Oleh: Nuraisyah Pohan

Jalesveva Jayamahe merupakan motto atau seruan yang dapat diartikan “dilautan kita jaya”. Motto tersebut tentunya tidak berlebihan. Sebagai negara kepulauan terbesar didunia, Indonesia memiliki kepulauan sebanyak 13.466 yang tersebar di seantero nusantara dari Sabang hingga Merauke, dari Miangas hingga Pulau Rote. Indonesia patut berbangga hati atas titipan karunia illahi tersebut. Di dalam lautnya yang biru terdapat terumbu karang yang beraneka ragam dengan laus sekitar 75.000km2 yaitu sekitar 12–15% dari total keseluruhan luas terumbu karang yang ada di bumi. Juga, dengan panjang garis pantai yang mencapai 81.000 km yang dilindungi oleh ekosistem mangrove, ekosistem lamun dan ekosistem terumbu karang. Indonesia dilimpahi keanekaragaman hayati dengan mempunyai 2.500 spesies molluska, 2.000 spesies krustasea, 6 spesies penyu laut, 30 mamalia laut, dan lebih dari 2.500 spesies ikan laut .
Namun kita tidak bisa hanya memandangi dan terus–menerus menikmati hasil alam bawah laut yang kita miliki. Kita selaku pemilik mutlak atas apa yang ada dipermukaan tanah dan di dasar laut Indonesia, harus berperan aktif menjaga keanekaragaman hayati yang kita miliki. Harus ada tindakan nyata yang diperbuat. Hasil penelitian oseonografi LIPI pada tahun 2013 yang mendirikan 1.135 stasiun pengamatan yang tersebar diseluruh penjuru nusantara, menunjukkan bahwa 30,4% terumbu karang dalam keadaan rusak, 37,18% dalam kondisi cukup, dan dalam kondisi baik 27,14 %, serta hanya 5,29 % dalam kondisi sangat baik. Masyarakat Indonesia tentu harus waspada atas persentase yang dirangkum oleh LIPI pada tahun 2013 tersebut. Jika kita masih saja tetap berleha–leha dalam menjaga kelestarian ekosistem laut, tentu ramalan ataupun prediksi para ahli dalam kurun waktu 20 tahun mendatang akan terjadi kerusakan terumbu karang sebesar 30% atau bahkan lebih parah. Hal ini tentu menjadi sebuah catatan bergaris merah agar senantiasa bersama diwaspadai oleh seluruh elemen masyarakat Indonesia.
Hal–hal yang dapat merusak ekosistem bawah laut khususnya terumbu karang yang paling mengerikan adalah dampak dari pemanasan global. Pemanasan global dapat meningkatkan suhu air laut sehingga dapat menyebabkan pemutihan karang (bleaching) suhu optimum untuk pertumbuhan terumbu karang yang baik adalah sekitar 26°-28° C. Kenaikan atau penurunan suhu air laut dapat berakibat pada pertumbuhan terumbu karang apabila suhu naik maka binatang karang yang merupakan partikel kecil atau biasa disebut polip akan ikut mati sehingga terjadilah pemutihan (bleaching ). Proses pembentukan koloni terumbu karang memakan waktu ratusan hingga ribuan tahun.
MAPALA UMSU dalam kegiatan Pelatihan Konservasi Terumbu Karang Tanggal 23-24 Mei 2014 di Perairan Pulau Sala Namo - Kabupaten Batubara

Bibit Terumbu Karang Jenis Acropora telah berada di dasar laut.

Sebagai pemimpin CTI (Coral Triangle initiative)yang beranggotakan Indonesia, Malaysia, Filiphina, Papua Nuigini, Kepulauan Salomon dan Timor Leste, Indonesia  harus bekerja ekstra dalam upaya pelestarian terumbu karang. Hal tersebut tampaknya sudah mulai memicu kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga ekosistem terumbu karang. Hal tersebut dapat dirasakan dengan banyaknya aktivis lingkungan yang mulai mencoba merahabilitasi ekostistem terumbu karang yang rusak. Upaya pelestarian lingkungan tentu tidak dapat hanya merehabilitasi ataupun melakukan transplatasi terumbu karang tanpa memberikan edukasi ataupun sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya terumbu karang. Dengan jumlah penduduk Indonesia sekitar 249,9 juta jiwa dan 60 % warganya tinggal didaerah pesisir sudah selayaknyalah elemen masyarakat sadar akan potensi bahari.
hasil dari monitoring bibit terumbu karang yang di transplantasi MAPALA UMSU. monitoring dilakukan pada tanggal 28 Oktober 2014 di lokasi yang sama  yakni  Perairan Pulau Salah Namo - Kabupaten Batubara.

Hutan bakau, padang lamun dan terumbu karang merupakan satu kesatuan ekosistem laut yang saling melengkapi. Terumbu karang dapat menahan gelombang tsunami, dan tak kalah pentingnya terumbu karang menjadi rumah bagi ikan–ikan karang yang beraneka ragam. Jika terumbu karang sehat tentu ikan akan menjadi banyak dan tangkapan nelayan pun akan ikut melimpah jumlahnya. Padang lamun yang juga merupakan ekosistem laut dangkal, menjadi habitat ikan–ikan kecil dan udang, juga menjadi habitat favorit dugong (ikan duyung). Dugong adalah mamalia laut yang hampir punah. Padang lamun juga bisa sebagai perangkap sedimen sehingga terhindar dari erosi. Dan yang tak kalah pentingnya adalah hutan bakau yang berfungsi menahan arus ombak laut maupun tsunami juga menjadi pengikat tanah sehingga tidak tejadi abrasi. Rantai kehidupan hutan bakau juga sangat kaya. Ikan, kepiting hingga pengelolaan buah dan pohon bakau itu sendiri sangat menjanjikan masyarakat untuk kehidupannya.
Sadar potensi wisata, dengan keberagaman flora maupun fauna dalam ekosistem bahari tentu menjadi destinasi yang sangat menarik. Mulai dari menikmati pantai dibentangan nusantara, menghayati hutan bakau dan habitatnya hingga menyelami lautan dan menyaksikan warna warni ikan karang dan gugusan terumbu karang yang tak kalah molek, kita harus mampu menjaga dan melestarikan laut Indonesi. Laut merupakan perjalanan terakhir air dari darat sebelum menuju samudera. Laut tidak pernah memilih benda apa saja yang dibawa oleh sungai. Laut tidak bisa marah ketika sungai datang dengan limbah pabrik. Laut tidak bisa marah pada sungai yang membawa limbah rumah tangga dari perkampungan warga. Laut tidak bisa marah pada pengusaha property yang membangun real estate terlalu dekat dengan pantai. Laut tidak bisa marah pada pabrik pengelolaan biji timah, pengeboran minyak, reklamasi–reklamasi kawasan bakau. Laut  tidak bisa marah. Laut akan menerima segalanya. Ia tahan semua dalam rengkuhannya yang menenangkan sampai batas ia akan murka pada perlakuan manusia, akan ia tumpahkan sekaligus kemarahannya dalam bentuk bencana alam.
Allah swt telah berfirman “Dan dialah Allah yang menundukkan lautan (untukmu) agar kamu dapat memakan daripadanya daging segar (ikan) dan kamu mengeluarkan dari laut itu perhiasan yang kamu pakai, dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia–Nya dan supaya kamu bersyukur.” (An–Nahl: 14)
Manusia ditempatkan dimuka bumi adalah sebagai pemimpin dan tiap–tiap kepemimpinannya akan dimintai pertanggungjawaban di hari akhir. Apa yang ada dimuka bumi ini akan mencukupi kebutuhan seluruh ummat manusia. Namun akan kurang apabila harus dipaksa mencukupi ketamakan dankeserakahan manusia itu sendiri. Mari bersama kita jaga kelestarian lingkungan mulai dari hal kecil dan mulai dari diri sendiri.
Selamat Hari Lingkungan Hidup sedunia tanggal 5 Juni dan Hari Laut sedunia tanggal 8 Juni.


Penulis adalah mahasiswa FISIP UMSU
Kabid Diklat Mapala UMSU 2014-2015


Selengkapnya.....

22 April, 2015

SUNGAI DELI RIWAYATMU KINI



SUNGAI DELI RIWAYATMU KINI


Medan, kota metropolitan terbesar diluar pulau Jawa sekaligus kota metropolitan terbesar ketiga setelah Jakarta dan Surabaya. Sebagai kota yang maju sudah semestinya kota Medan memiliki perencanaan yang matang untuk pengelolaan sungai. Sungai yang sejatinya menjadi satu dari beberapa unsur penunjang kehidupan harus menjadi sorotan penting pemerintah, karena menyangkut hajat hidup orang banyak. Sungai Deli merupakan satu dari delapan sungai yang dimiliki oleh Kota Medan selain Sungai Babura, Sungai Sekambing, Sungai Denai, Sungai Putih, Sungai Badra, Sungai Sulang, Sungai Belawan.

Sejatinya pada zaman kerajaan deli sungai deli dijadikan jalur perdagangan dari satu daerah ke daerah lain. Namun pada saat ini keberadaan sungai deli terkesan diabaikan baik oleh pemerintah maupun masyarakat kota medan. Hal ini dibuktikan dengan kerusakan lingkungan yang terjadi di bantaran sungai deli yang disebabkan kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan, hal ini diperparah oleh oknum – oknum pabrik yang beroperasi di sekitar aliran sungai deli, menurut pengakuan warga masih ada beberapa pabrik yang membuang limbah hitam pekat pada jam – jam tertentu, biasanya pada waktu malam hari dan ketika hujan deras.

Persoalan limbah tentu bukan masalah sepele dan bukan juga masalah yang baru seminggu yang lalu terjadi. Kerusakan lingkungan di Sungai Deli sudah menjadi agenda rutin yang wajib ditanggulangi, namun seyogyanya seberapa kuatpun peran pemerintah dalam memperbaiki Sungai Deli tanpa didukung oleh peran aktif  masyarakat tentu akan menjadi agenda seremonial belaka. Kurangnya kesadaran masyarakat dengan masih membuang sampah ke sungai semakin memperparah kualitas air sungai deli padahal sumber air masyarakat yang tinggal di daerah aliran sungai ( DAS ) Deli adalah dari sungai deli tersebut. Hal ini tentu saja menjadi sebuah ironi dan pemandangan yang memprihatinkan. Sungai yang juga menjadi sarana bermain dan berinteraksi bagi anak – anak yang tinggal diseputaran DAS Deli harus terkontaminasi dengan limbah pabrik dan limbah rumah tangga dari pembuangan parit – parit di sekitar sungai deli.


keceriaan bocah - bocah sungai deli

Limbah yang mencemari sungai deli didominasi oleh limbah padat dan cair yakni sekitar 70%. Limbah domestik padat ataupun sampah yang dihasilkan Kota Medan yang mencapai sekitar 1.235 ton setiap harinya. Tentu hal ini menjadi satu polemik dan tugas besar kita bersama selaku masyarakat Kota Medan, seperti terlihat di sepanjangan DAS Deli masih banyak gunungan – gunungan sampah yang juga berdampingan dengan pemukiman warga.

Rekreasi ke Sungai Deli.
Derah Aliran Sungai ( DAS ) Deli sering terabaikan sebagai ruang terbuka hijau yang semestinya bisa menjadi solusi untuk sarana rekreasi bagi masyarakat kota Medan,sungai yang panjangnya 71, 91 Km dan lebar 5, 58 Km dan melintasi tiga kabupaten/ kota yakni Tanah Karo – Deli Serdang dan Kota Medan bila dikaji lebih dalam sangat berpotensi menjadi kawasan wisata murah meriah bagi masyarakat kota Medan khusunya.. Hal ini tentu tidak lepas dari peran dan fungsi pemerintah kota Medan dalam penyediaan ruang terbuka hijau baik berupa pemanfaatan daerah aliran sungai deli menjadi taman. Namun apadaya sungai deli kini dipenuhi oleh bukit – bukit sampah dan air terjun yang bersumber dari limbah.

Untuk mewujudkan sungai deli yang bebas dari sampah padat dan limah cair tentunya tidak semudah membalikkan telapak tangan. Segala upaya harus kita maksimalkan mulai dari kampanye dan penyulahan prilaku hidup bersih dan sehat, dampak pembuangan sampah padat ke sungai yang mengakibatkan banjir, penyampaian kepada masyarakat akan pentingnya arti konservasi seluruh lapisan masyarakat harus tau bahwasanya bumi yang kita tinggali sudah terlalu lelah mencerna dan mengurai sampah – sampah padat yang kita buang tanpa bertanggungjawab membantu bumi mengurainya. Bayangkan  satu lembar sampah plastik memakan waktu hingga 450 tahun dalam penguaraiannya, kita bisa belajar dan mengaplikasikan tat cara pemanfaatan barang bekas menjadi barrang daur ulang yang berguna bagi kehidupan kita sehari – hari. harapan akan Sungai Deli yang lestari tentunya tidak boleh sirna. Selamat Hari Bumi 22 April 2015 . mari bersam kita jaga dan lindungi sungai deli. Lestari alamku !

Penulis adalah kabid DIKLAT UKM MAPALA UMSU T.A 2013-2014
Mahasiswi FISIP UMSU

Selengkapnya.....

13 Desember, 2014

H-1 GAM X: MAPALA UMSU SIAP GELAR AKSI KEJUARAAN PANJAT TEBING REGIONAL SUMATERA

H-1 Gelar Aksi Mapala Umsu, segala persiapan dan perlengkapan sudah mendekati persiapan akhir. 

Perlengkapan untuk kejuaraan Panjat Tebing Regional Sumatera telah selesai dan siap untuk diloading. Persiapan lokasi Atlet juga telah disterilkan.



Rencananya, Technical Meeting akan dilaksanakan esok, Minggu, 14 Desember pukul 13.00 WIB.


BRAVO MAPALA UMSU!
GELAR AKSI MAPALA UMSU X 
JAYA SELALU MAPALA UMSU


Selengkapnya.....

11 Desember, 2014

H-4 GAM X MAPALA UMSU: Atlet Mapala Umsu Perketat Latihan


Menjelang H-4 Gelar Aksi Mapala Umsu X, beberapa atlet Mapala Umsu yang akan ikut bertanding pada kejuaraan panjat dinding Regional Sumatera, Adri Oktavianda, Cici Gayatri, dan Muhammad Triastomo dan Wiwin Irahayu terus perketat jadwal latihan.

Sejauh ini, segala persiapan terus dilakukan oleh Pantia GAM X, mulai dari persiapan peralatan yang akan digunakan pada kejuaraan, perenovasian Wall Mapala Umsu, juga dari kesiapan panitia sendiri.

Technical Meeting GAM X rencananya akan dilaksanakan pada hari Minggu, 14 Desember, pukul 13.00-15.00 WIB. 
Adapun Rundown Gelar Aksi Mapala Umsu X akan segera diumumkan secepatnya.

WE CAN DO IT!
KEEP MOVING MAPALA UMSU!


Selengkapnya.....