SUNGAI DELI RIWAYATMU KINI
Oleh : Nuraisyah Pohan
Medan, kota
metropolitan terbesar diluar pulau Jawa sekaligus kota metropolitan terbesar
ketiga setelah Jakarta dan Surabaya. Sebagai kota yang maju sudah semestinya
kota Medan memiliki perencanaan yang matang untuk pengelolaan sungai. Sungai
yang sejatinya menjadi satu dari beberapa unsur penunjang kehidupan harus
menjadi sorotan penting pemerintah, karena menyangkut hajat hidup orang banyak.
Sungai Deli merupakan satu dari delapan sungai yang dimiliki oleh Kota Medan
selain Sungai Babura, Sungai Sekambing, Sungai Denai, Sungai Putih, Sungai
Badra, Sungai Sulang, Sungai Belawan.
Sejatinya pada zaman
kerajaan deli sungai deli dijadikan jalur perdagangan dari satu daerah ke
daerah lain. Namun pada saat ini keberadaan sungai deli terkesan diabaikan baik
oleh pemerintah maupun masyarakat kota medan. Hal ini dibuktikan dengan
kerusakan lingkungan yang terjadi di bantaran sungai deli yang disebabkan
kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan, hal ini
diperparah oleh oknum – oknum pabrik yang beroperasi di sekitar aliran sungai
deli, menurut pengakuan warga masih ada beberapa pabrik yang membuang limbah
hitam pekat pada jam – jam tertentu, biasanya pada waktu malam hari dan ketika
hujan deras.
Persoalan limbah tentu
bukan masalah sepele dan bukan juga masalah yang baru seminggu yang lalu
terjadi. Kerusakan lingkungan di Sungai Deli sudah menjadi agenda rutin yang
wajib ditanggulangi, namun seyogyanya seberapa kuatpun peran pemerintah dalam
memperbaiki Sungai Deli tanpa didukung oleh peran aktif masyarakat tentu akan menjadi agenda
seremonial belaka. Kurangnya kesadaran masyarakat dengan masih membuang sampah
ke sungai semakin memperparah kualitas air sungai deli padahal sumber air
masyarakat yang tinggal di daerah aliran sungai ( DAS ) Deli adalah dari sungai
deli tersebut. Hal ini tentu saja menjadi sebuah ironi dan pemandangan yang
memprihatinkan. Sungai yang juga menjadi sarana bermain dan berinteraksi bagi
anak – anak yang tinggal diseputaran DAS Deli harus terkontaminasi dengan
limbah pabrik dan limbah rumah tangga dari pembuangan parit – parit di sekitar
sungai deli.
keceriaan bocah - bocah sungai deli |
Limbah yang mencemari
sungai deli didominasi oleh limbah padat dan cair yakni sekitar 70%. Limbah
domestik padat ataupun sampah yang dihasilkan Kota Medan yang mencapai sekitar
1.235 ton setiap harinya. Tentu hal ini menjadi satu polemik dan tugas besar
kita bersama selaku masyarakat Kota Medan, seperti terlihat di sepanjangan DAS
Deli masih banyak gunungan – gunungan sampah yang juga berdampingan dengan
pemukiman warga.
Rekreasi ke Sungai Deli.
Derah Aliran Sungai (
DAS ) Deli sering terabaikan sebagai ruang terbuka hijau yang semestinya bisa
menjadi solusi untuk sarana rekreasi bagi masyarakat kota Medan,sungai yang
panjangnya 71, 91 Km dan lebar 5, 58 Km dan melintasi tiga kabupaten/ kota
yakni Tanah Karo – Deli Serdang dan Kota Medan bila dikaji lebih dalam sangat
berpotensi menjadi kawasan wisata murah meriah bagi masyarakat kota Medan
khusunya.. Hal ini tentu tidak lepas dari peran dan fungsi pemerintah kota
Medan dalam penyediaan ruang terbuka hijau baik berupa pemanfaatan daerah
aliran sungai deli menjadi taman. Namun apadaya sungai deli kini dipenuhi oleh
bukit – bukit sampah dan air terjun yang bersumber dari limbah.
Untuk mewujudkan sungai
deli yang bebas dari sampah padat dan limah cair tentunya tidak semudah
membalikkan telapak tangan. Segala upaya harus kita maksimalkan mulai dari
kampanye dan penyulahan prilaku hidup bersih dan sehat, dampak pembuangan
sampah padat ke sungai yang mengakibatkan banjir, penyampaian kepada masyarakat
akan pentingnya arti konservasi seluruh lapisan masyarakat harus tau bahwasanya
bumi yang kita tinggali sudah terlalu lelah mencerna dan mengurai sampah –
sampah padat yang kita buang tanpa bertanggungjawab membantu bumi mengurainya.
Bayangkan satu lembar sampah plastik
memakan waktu hingga 450 tahun dalam penguaraiannya, kita bisa belajar dan
mengaplikasikan tat cara pemanfaatan barang bekas menjadi barrang daur ulang
yang berguna bagi kehidupan kita sehari – hari. harapan akan Sungai Deli yang
lestari tentunya tidak boleh sirna. Selamat Hari Bumi 22 April 2015 . mari
bersam kita jaga dan lindungi sungai deli. Lestari alamku !
Penulis adalah
kabid DIKLAT UKM MAPALA UMSU T.A 2013-2014
Mahasiswi FISIP
UMSU
Tidak ada komentar:
Posting Komentar