22 April, 2015

SUNGAI DELI RIWAYATMU KINI



SUNGAI DELI RIWAYATMU KINI


Medan, kota metropolitan terbesar diluar pulau Jawa sekaligus kota metropolitan terbesar ketiga setelah Jakarta dan Surabaya. Sebagai kota yang maju sudah semestinya kota Medan memiliki perencanaan yang matang untuk pengelolaan sungai. Sungai yang sejatinya menjadi satu dari beberapa unsur penunjang kehidupan harus menjadi sorotan penting pemerintah, karena menyangkut hajat hidup orang banyak. Sungai Deli merupakan satu dari delapan sungai yang dimiliki oleh Kota Medan selain Sungai Babura, Sungai Sekambing, Sungai Denai, Sungai Putih, Sungai Badra, Sungai Sulang, Sungai Belawan.

Sejatinya pada zaman kerajaan deli sungai deli dijadikan jalur perdagangan dari satu daerah ke daerah lain. Namun pada saat ini keberadaan sungai deli terkesan diabaikan baik oleh pemerintah maupun masyarakat kota medan. Hal ini dibuktikan dengan kerusakan lingkungan yang terjadi di bantaran sungai deli yang disebabkan kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan, hal ini diperparah oleh oknum – oknum pabrik yang beroperasi di sekitar aliran sungai deli, menurut pengakuan warga masih ada beberapa pabrik yang membuang limbah hitam pekat pada jam – jam tertentu, biasanya pada waktu malam hari dan ketika hujan deras.

Persoalan limbah tentu bukan masalah sepele dan bukan juga masalah yang baru seminggu yang lalu terjadi. Kerusakan lingkungan di Sungai Deli sudah menjadi agenda rutin yang wajib ditanggulangi, namun seyogyanya seberapa kuatpun peran pemerintah dalam memperbaiki Sungai Deli tanpa didukung oleh peran aktif  masyarakat tentu akan menjadi agenda seremonial belaka. Kurangnya kesadaran masyarakat dengan masih membuang sampah ke sungai semakin memperparah kualitas air sungai deli padahal sumber air masyarakat yang tinggal di daerah aliran sungai ( DAS ) Deli adalah dari sungai deli tersebut. Hal ini tentu saja menjadi sebuah ironi dan pemandangan yang memprihatinkan. Sungai yang juga menjadi sarana bermain dan berinteraksi bagi anak – anak yang tinggal diseputaran DAS Deli harus terkontaminasi dengan limbah pabrik dan limbah rumah tangga dari pembuangan parit – parit di sekitar sungai deli.


keceriaan bocah - bocah sungai deli

Limbah yang mencemari sungai deli didominasi oleh limbah padat dan cair yakni sekitar 70%. Limbah domestik padat ataupun sampah yang dihasilkan Kota Medan yang mencapai sekitar 1.235 ton setiap harinya. Tentu hal ini menjadi satu polemik dan tugas besar kita bersama selaku masyarakat Kota Medan, seperti terlihat di sepanjangan DAS Deli masih banyak gunungan – gunungan sampah yang juga berdampingan dengan pemukiman warga.

Rekreasi ke Sungai Deli.
Derah Aliran Sungai ( DAS ) Deli sering terabaikan sebagai ruang terbuka hijau yang semestinya bisa menjadi solusi untuk sarana rekreasi bagi masyarakat kota Medan,sungai yang panjangnya 71, 91 Km dan lebar 5, 58 Km dan melintasi tiga kabupaten/ kota yakni Tanah Karo – Deli Serdang dan Kota Medan bila dikaji lebih dalam sangat berpotensi menjadi kawasan wisata murah meriah bagi masyarakat kota Medan khusunya.. Hal ini tentu tidak lepas dari peran dan fungsi pemerintah kota Medan dalam penyediaan ruang terbuka hijau baik berupa pemanfaatan daerah aliran sungai deli menjadi taman. Namun apadaya sungai deli kini dipenuhi oleh bukit – bukit sampah dan air terjun yang bersumber dari limbah.

Untuk mewujudkan sungai deli yang bebas dari sampah padat dan limah cair tentunya tidak semudah membalikkan telapak tangan. Segala upaya harus kita maksimalkan mulai dari kampanye dan penyulahan prilaku hidup bersih dan sehat, dampak pembuangan sampah padat ke sungai yang mengakibatkan banjir, penyampaian kepada masyarakat akan pentingnya arti konservasi seluruh lapisan masyarakat harus tau bahwasanya bumi yang kita tinggali sudah terlalu lelah mencerna dan mengurai sampah – sampah padat yang kita buang tanpa bertanggungjawab membantu bumi mengurainya. Bayangkan  satu lembar sampah plastik memakan waktu hingga 450 tahun dalam penguaraiannya, kita bisa belajar dan mengaplikasikan tat cara pemanfaatan barang bekas menjadi barrang daur ulang yang berguna bagi kehidupan kita sehari – hari. harapan akan Sungai Deli yang lestari tentunya tidak boleh sirna. Selamat Hari Bumi 22 April 2015 . mari bersam kita jaga dan lindungi sungai deli. Lestari alamku !

Penulis adalah kabid DIKLAT UKM MAPALA UMSU T.A 2013-2014
Mahasiswi FISIP UMSU

Tidak ada komentar: